Hanya Satu Persinggahan: Lagu Ikonik Iklim yang Masih Dikenang
Iklim, grup musik asal Malaysia yang dikenal dengan genre slow rock, merupakan salah satu band yang memiliki pengaruh besar di dunia musik Melayu. Salah satu lagunya yang paling populer, Hanya Satu Persinggahan, pertama kali dirilis dalam album Wan Zul & Saleem Gabungan 2 Insan Seni pada tahun 1997. Lagu ini tetap digemari hingga saat ini, terutama di Indonesia, di mana Iklim memiliki basis penggemar yang cukup kuat.
Lagu yang Menggugah Perasaan
Hanya Satu Persinggahan mengisahkan tentang perasaan cinta yang tidak dapat bertahan lama. Liriknya penuh dengan makna mendalam, menceritakan kisah seseorang yang menyadari bahwa hubungannya hanyalah sebuah persinggahan sementara, bukan sesuatu yang dapat berlangsung selamanya.
Dari awal lagu, nuansa melankolis sudah terasa. Lirik seperti “Di sini kasih pernah berbunga, tiada harum tiada warna” menggambarkan bahwa hubungan yang pernah dijalani tidak memiliki keindahan seperti yang diharapkan. Kata-kata dalam lagu ini penuh dengan metafora yang menggambarkan perasaan kehilangan dan ketidakpastian dalam cinta.
Makna di Balik Lirik
Setiap bait dalam lagu ini membawa pendengar pada perjalanan emosional yang mendalam. Dalam bagian bridge, lirik “Hubungan kita suatu persinggahan, bukan pengabadian yang rela” menegaskan bahwa hubungan ini hanya sementara dan tidak bisa menjadi sesuatu yang abadi.
Bagian chorus juga menjadi salah satu bagian yang paling diingat oleh penggemar:
“Anggaplah kehadiranku hanya satu persinggahan
Aku tidak menjanjikan mahligai impian
Sebagaimana kau harapkan”
Lirik ini mengungkapkan perasaan seseorang yang tidak ingin memberikan harapan palsu kepada pasangannya. Kesadaran akan keterbatasan hubungan yang dijalani menjadi tema utama dalam lagu ini.
Musik yang Mengiringi Kesedihan
Selain liriknya yang penuh makna, musik dalam Hanya Satu Persinggahan juga mencerminkan kesedihan yang mendalam. Aransemen slow rock dengan melodi gitar yang menyayat hati semakin memperkuat nuansa pilu dari lagu ini. Suara khas Saleem, vokalis Iklim, juga menjadi faktor utama yang membuat lagu ini begitu emosional dan melekat di hati pendengar.
Solo gitar yang muncul di tengah lagu semakin mempertegas perasaan kehilangan. Perpaduan antara vokal yang penuh emosi dan instrumen yang mengiringi dengan harmoni yang sempurna menjadikan lagu ini salah satu masterpiece dari Iklim.
Masih Dikenang Hingga Kini
Meskipun sudah lebih dari dua dekade sejak perilisannya, Hanya Satu Persinggahan tetap memiliki tempat di hati para penggemar musik Melayu. Lagu ini masih sering diputar di berbagai platform musik dan dinyanyikan ulang oleh banyak musisi.
Selain itu, lagu ini juga sering dikaitkan dengan kisah-kisah cinta yang penuh pengorbanan dan perpisahan. Banyak pendengar yang merasa terhubung dengan liriknya karena pengalaman pribadi mereka sendiri dalam percintaan.
Keberhasilan Iklim dalam menyampaikan perasaan lewat lagu-lagunya membuktikan bahwa musik memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan menyampaikan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata biasa.
Kesimpulan
Hanya Satu Persinggahan bukan hanya sekadar lagu, tetapi juga sebuah ungkapan emosi yang mendalam tentang perpisahan dan cinta yang tidak bisa dipaksakan. Dengan lirik yang menyentuh, melodi yang menyayat hati, dan vokal yang penuh perasaan, lagu ini tetap menjadi salah satu karya terbaik dalam sejarah musik slow rock Melayu.
Bagi banyak orang, lagu ini bukan hanya tentang cinta yang berakhir, tetapi juga tentang bagaimana seseorang harus menerima kenyataan dan melanjutkan hidup dengan hati yang lebih kuat.